Pandangan Ulama Salafi Dan Nahdhatul Ulama Kota Gorontalo Terhadap Eksistensi Molapi Saronde Pada Prosesi Pohutu Moponika
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan ulama Salafi dan NU di Kota Gorontalo terhadap pelaksanaan Molapi Saronde dalam prosesi Pohutu Moponika, serta memahami implikasi dari perbedaan pandangan tersebut terhadap integrasi adat dan syariat Islam di daerah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan untuk mengumpulkan data dari ulama-ulama Salafi dan NU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama Salafi menolak Molapi Saronde karena dianggap sebagai bid’ah, potensi syirik, dan tidak sesuai dengan prinsip kesederhanaan serta kemurnian ajaran Islam. Sebaliknya, ulama NU menerima Molapi Saronde sebagai bagian dari budaya lokal yang dapat diterima selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, menekankan pentingnya integrasi adat dan syariat serta penghargaan terhadap budaya lokal. Perbedaan pandangan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam konteks budaya lokal, dengan Salafi yang lebih konservatif dan NU yang lebih moderat.