ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN PENYEBARAN AJARAN TASAWUF DI PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP)

  • Sutoyo Sutoyo
Keywords: Analisis Faktor, Tasawwuf, PSHT, AHP

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan pada penyebaran ajaran tasawuf di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP). PSHT adalah aliran pancak silat yang mengajarkan tentang tasawuf kepada pengikutnya, PSHT tersebar diseluruh penjuru pulau jawa dengan keberagaman budaya yang dimiliki beberapa wilayah, keberhasilan penyebaran pancak silat PSHT dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kepemimpinan (K), organisasi (O), sosial & budaya (S), manfaat (M) dan ekonomi (E). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap pengembangan ajaran tasawuf di PSHT dengan pendekatan metode AHP. Hasil penelitian analisis faktor dan sub-faktor keberhasilan penyebaran ajaran tasawuf di PSHT diperoleh hasil perangkingan faktor yang paling berpengaruh terhadap penyebaran ajaran tasawuf di PSHT, yaitu: [1] faktor manfaat dengan bobot (0,397), [2] faktor sosial & budaya (0,270), faktor kepemimpinan (0,233), faktor organisasi (0,065) dan faktor ekonomi (0,035). Faktor penentu keberhasilan pada aspek manfaat adalah beladiri (0,536), olahraga (0,263), seni budaya (0,141) dan spiritual (0,060), sehingga ajaran tasawuf di PSHT berkembang pesat karena masyarakat mengikuti PSHT lebih cenderung karena aspek bela diri dan olahraga sehingga ajaran tasawufnya mudah diterima dan diikuti oleh masyarakat pengikut PSHT dibeberapa wilayah dan negara.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Metrics

Abstract view : 298 times
Published
2020-10-21
How to Cite
Sutoyo, S. (2020). ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN PENYEBARAN AJARAN TASAWUF DI PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP). Jurnal Aplikasi Teknologi Informasi Dan Manajemen (JATIM), 1(2), 16-25. https://doi.org/10.31102/jatim.v1i2.971