KONSTRUKSI BAHASA TULIS DAN LISAN DALAM KEILMUAN PESANTREN

  • Khoirul umam umam INSTIKA

Abstract

Membincang soal pesantren, akan selalu menarik dan tidak pernah habis-habisnya, pasalnya pesantren atau pondok ditinjau dari aspek historis, sebagaimana dikatakan oleh Nur Cholis Madjid, adalah lembaga pendidikan bersifat nasional, yang tidak hanya mengandung unsur corak keislaman an sich, tetapi juga mengandung makna keaslian (indigenous) pendidikan Indonesia.[1]Pesantren secara etimologis, dapat diartikan sebagai tempat tinggal santri. Sedangkan dalam pengertian terminologis pesantren dapat diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid mengaji dan mendalami ilmu agama Islam. Pengertian tersebut tidak lepas dari akar dasar pesantren yang berasal dari kata “santri”. Dalam makna sederhana, kata santri berarti orang-orang yang mendalami agama Islam dengan sungguh-sungguh.

 

[1]Nur Cholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren (Jakarta, Paramadina, 1997), 17. PDF.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Metrics

Abstract view : 337 times
Published
2020-07-25
How to Cite
[1]
K. umam, “KONSTRUKSI BAHASA TULIS DAN LISAN DALAM KEILMUAN PESANTREN”, alulum, vol. 7, no. 2, pp. 196-209, Jul. 2020.