RELEVANSI HADITS DALAM TRADISI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA
Abstract
Nabi Muhammad saw merupakan potret Al-Qur’an yang menjadi rujukan dalam menjalankan Islam. Sikap para sahabat setelah nabi juga mengambil peran penting. Maka Imam Malik mendefinisikan jejak perbuatan nabi dan para sahabat setelahnya dengan As-Sunnah. Sementara As-Syafi’i lebih memberi konotasi sunnah hanya pada sunnah nabi. Sunnah dalam pengertian Imam Malik memiliki otoritas yang tinggi karena telah menjadi tradisi yang hidup dalam masyarakat Madinah sebagai refresentasi dari jejak nabi dan para sahabat yang mengetahui secara langsung cara hidup Nabi. Tradisi dalam pandangannya tidak memiliki sanad riwayat yang bisa dipertanggung jawabkan karena bisa jadi terkontaminasi dengan otoritas para khalifah yang berperan dalam tradisi agama. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis kajian Pustaka atau dikenal denga istilab library reseach. Hasil penelitian menujukkan bahwa tradisi yang hidup itulah yang lebih dikenal secara umum dalam masyarakat Islam. Sementara hadits lebih dikenal dan mendapat perhatian umat Islam secara cermat setelahnya. Sehingga tradisi itulah yang lebih mendominasi masyarakat muslim dalam kehidupan beragama. Dan dalam sejarahnya, tradisi itu berkembang dalam hidup dan budaya umat Islam. Maka tulisan ini ingin melihat relevansi antara jejak nabi dengan tradisi yang berkembang di tengah umat Islam. Implikasi penelitian ini adalah 1) Pemahaman yang Lebih Mendalam tentang Hadits, 2) Penerapan Hadits dalam Kehidupan Sehari-hari,3) Pengembangan Etika dan Moral, 4) Pendidikan dan Dakwah, 5) Kerjasama antar-Umat Beragama.